.
Kutub Utara
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Badan Antarariksa Amerika Serikat NASA minggu depan akan meluncurkan misi pertama yang didedikasikan untuk penelitian oseanografi penutup es di Samudra Arktik.
Misi 'Dampak Iklim pada Ekosistem dan Kimia Lingkungan Arktik Pasifik ', atau Icescape, akan memanfaatkan kapal pemecah es Coast Guard AS, The Healy, pada tanggal 15 Juni. Lebih dari 40 ilmuwan akan menghabiskan lima minggu di laut untuk melakukan sampling sifat fisik kimia dan biologi perairan laut dan es, untuk mencoba menentukan bagaimana perubahan di Kutub Utara mempengaruhi kimia laut dan ekosistemnya.
Tahun lalu, sebuah penelitian menggunakan data dari satelit NASA menunjukkan bahwa es laut Kutub Utara menipis drastis antara musim dingin tahun 2004 dan 2008, dengan tebal es yang lebih tua menyusut setara dengan luas daratan Alaska. "Es laut Kutub Utara sekarang hanya lapisan tipis setebal 3 meter hingga 1,5 meter dan benar-benar rentan terhadap perubahan iklim," kata Don Perovich, salah seorang ilmuwan kepala Icescape, mengatakan pada hari Selasa.
Salah satu upaya kunci dari misi Icescape akan melihat bagaimana perubahan di Arktik dapat mengubah kemampuan laut untuk menyerap karbon dari atmosfir. Gas rumah kaca karbon dioksida adalah penyebab utama pemanasan global, dan untuk dapat memprediksi perubahan iklim di masa mendatang, ilmuwan perlu mengetahui bagaimana siklus karbon bekerja di berbagai belahan dunia.
Icescape akan berkonsentrasi di Chukchi dan laut lepas Beaufort Alaska, yang menurut ilmuwan sangat rentan terhadap pemanasan global. Sebuah mikroskop otomatis di The Healy akan mengambil foto digital sel fitoplankton untuk mengamati berapa banyak spesies yang berbeda di perairan dan lapisan es Kutub Utara. Sebuah alat akan dipasang mengapung dengan komunikasi real-time dekat satelit untuk pemutakhiran data.
Misi 'Dampak Iklim pada Ekosistem dan Kimia Lingkungan Arktik Pasifik ', atau Icescape, akan memanfaatkan kapal pemecah es Coast Guard AS, The Healy, pada tanggal 15 Juni. Lebih dari 40 ilmuwan akan menghabiskan lima minggu di laut untuk melakukan sampling sifat fisik kimia dan biologi perairan laut dan es, untuk mencoba menentukan bagaimana perubahan di Kutub Utara mempengaruhi kimia laut dan ekosistemnya.
Tahun lalu, sebuah penelitian menggunakan data dari satelit NASA menunjukkan bahwa es laut Kutub Utara menipis drastis antara musim dingin tahun 2004 dan 2008, dengan tebal es yang lebih tua menyusut setara dengan luas daratan Alaska. "Es laut Kutub Utara sekarang hanya lapisan tipis setebal 3 meter hingga 1,5 meter dan benar-benar rentan terhadap perubahan iklim," kata Don Perovich, salah seorang ilmuwan kepala Icescape, mengatakan pada hari Selasa.
Salah satu upaya kunci dari misi Icescape akan melihat bagaimana perubahan di Arktik dapat mengubah kemampuan laut untuk menyerap karbon dari atmosfir. Gas rumah kaca karbon dioksida adalah penyebab utama pemanasan global, dan untuk dapat memprediksi perubahan iklim di masa mendatang, ilmuwan perlu mengetahui bagaimana siklus karbon bekerja di berbagai belahan dunia.
Icescape akan berkonsentrasi di Chukchi dan laut lepas Beaufort Alaska, yang menurut ilmuwan sangat rentan terhadap pemanasan global. Sebuah mikroskop otomatis di The Healy akan mengambil foto digital sel fitoplankton untuk mengamati berapa banyak spesies yang berbeda di perairan dan lapisan es Kutub Utara. Sebuah alat akan dipasang mengapung dengan komunikasi real-time dekat satelit untuk pemutakhiran data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar